Selasa, 22 Maret 2011

Pemda Kampar dan 50 Kota Usulkan Jalan Alternatif

BANGKINANG, -- Pemerintah daerah Kabupaten Kampar dan Lima Puluh Kota Sumatera Barat mengusulkan pembangunan jalur alternative untuk transportasi Sumbar-Riau yang disampaikan kepada Ketua Bappenas RI, Menteri Keuangan RI, dan Menteri Pekerjaan Umum RI.
Usulan itu merupakan usulan masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota dan Propinsi Riau yang berada pada perbatasan kedua propinsi khusunya Nagari Tanjung Balik Kecamatan Panagkalan Kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat dan Desa Balung Kabupaten Kampar Riau.

Jalan itu merupakan sarana transportasi Sumbar-Riau yang terus ke Medan, jalur ini merupakan jalur terpadat dan sangat rawan terjadinya longsor tebing dan badan jalan apalagi pada musim hujan dan setiap kali longsor arus lalu lintas Sumbar-Riau terpaksa dialihkan melalui jalur Pekanbaru-Teluk Kuantan-Kiliran Jaoh-Solok-Padang yang memakan waktu cukup lama hingga 15 hari.
Pengalihan jarak tempuh itu menyebabkan bertambahnya jarak tempuh Sumbar-Riau dari 193 km menjadi 402 km dan berdampak pada lonjakan harga sembako di Riau karena rata-rata kebutuhan sembako didatangkan dari Kabupaten Lima Puluh Kota.
Baik Kampar maupun Lima Puluh Kota meminta pemerintah membangun jalan alternative melalui program peningkatan jalan Negara sepanjang 40 km dan juga pembangunan jembatan permanent sepanjang 100 meter.
Kondisi itu disampaikan Kepala Desa Balung, Syafi’I kepada wartawan di Bangkinang, Selasa (22/3) kemarin, ‘Desa Balung Kecamatan XIII Koto Kampar merupakan desa tertinggal di kabupaten Kampar sangat membutuhkan peningkatan jalan sebagai akses meningkat perekonomian masyarakat, sebab jalan merupakan factor yang berpengaruh terhadap tingkat perekonomian masyarakat”, jelasnya.
Untuk menuju ibu kota kabupaten saja memakan waktu sampai tiga  jam yang harus melalui kabupaten dan provinsi tetangga yaitu Kabupaten Lima puluh Kota Sumatra Barat, “Desa Balung sangat sulit sekali berkembang, sekarang jalan dari Desa Balung yang keluarnya ke Tanjung Belit Kabupaten Lima Puluh Kota sekarang tdak bisa dilakukan Rehabilitasi, karena pontoon tempat penyeberangan alat berat dan kendaraan pembawa material kondisinya sudah pecah dan hancur tidak dapat di pergunakan lagi, sampai sekarang belum ada perbaikan, saat ini untuk penyeberangan hanya dengan jembatan gantung yang bisa di lewati oleh kenderaan pribadi dan roda dua.
“saat ini sudah ada pembukaan jalan Desa Balung ke Lubuk Agung Kampar Kiri yang panjangnya 60 km tapi belum bisa di lewati karena kondisinya masih parah, dimanan tujuan dari pembukaan jalan ini untuk pengembangan desa kedepan sehingga masyarakat Desa Balung pengembangan desanya kearah Kampar Kiri karena arah ke baratnya desa ini sudah berbatasan dengan Kabupten Lima Puluh Kota Sumatra barat”, jelasnya lagi.
Pembukaan jalan ini baik kearah Kampar Kiri maupun ke arah Tanjung Belit sudah ada kerja sama Pemda kabupaten Kampar dengan Pemda Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat,untuk pengerjaan peningkatan jalan ini yaitu 5 km ke dua arah
Syafi’I sangat berharap desa Balung pembangunannya dapat setara dengan desa desa lain yang ada di kabupten kampar, “besar harapan masyarakat desa Balung agar Pemda Kampar membuat perencanaan yang matang agar Desa Balung tidak terisolir lagi, bila perlu Pemda Kampar membangun jalan dari Desa Balung yang keluarnya ke Desa Kuok Kecamatan Bangkinang Barat, agar masyarakat Balung  dapat ke ibu kota Kabupaten Kampar tidak melewati Sumatra Barat lagi, disamping jarak tempuhnya dekat kita lalu melewati daerah sendiri “, imbuhnya. (netty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOGERKU