Selasa, 22 Februari 2011

Kampar Butuh Pemimpin Tegas dan Berani

BANGKINANG, --  Menghadapi pilkada Kabupaten Kampar Oktober 2011 ini, banyak sudah harapan masyarakat tersusun agar masa depan Kabupaten Kampar menjadi lebih baik lagi diantaranya keinginan agar Kabupaten Kampar dapat dipimpin oleh seorang pemimpin yang tegas dan berani.
Mencermati tipikal dan karakteristik masyarakat Kampar yang terkenal di pelosok nusantara karena tergolong unik ini, “Kampar sangat membutuhkan seorang pemimpin yang tegas, berani dan memiliki sikap dan sifat democrat, bukan saja popular di tengah-tengah masyarakat tetapi juga harus menguasai medan”, kata Staf Ahli DPR-Ri Junaidy, SPd, MS.i kepada Koran Riau, Rabu (23/2) kemarin.


Ketegasan pemimpin itu menurut Junaidy harus disesuaikan dengan situasi dan kondisinya, bisa lentur dalam situasi tertentu, dan untuk memilih karekteristik pasangan pemimpin juga perlu dipertimbangkan dengan memadukan sikap dan sifat dari masing-masing figure, “memegang tampuk pimpinan tidak bisa keduanya tegas (keras) kalau keduanya tegas dan keras bisa-bisa patah, pasanganya harus bisa lentur”, jelasnya.
Mengapa ketegasan itu perlu, ketika menghadapi persiteruan masyarakat yang tidak berujung pangkal dalam melaksanakan program pembangunan maka disinilah ketegasan seorang pemimpin itu diperlukan untuk mengambil sikap dan kebijakan yang adil dan bijaksana, “jangan dalam tegas bisa jadi abu-abu”, ucap Junaidy.
          Harapan lain disampaikan salah seorang pegawai di Sekretariat DPRD Kabupaten Kampar, Dwi Susilowati atau yang akrab dipanggil Dwisweet Naja menyampaikan, “Idealnya, pemilukada merupakan langkah nyata bagi praktek demokrasi terutama dalam peningkatan demokratisasi lokal, dimana setiap anggota masyarakat berhak menentukan siapa yang diinginkannya untuk menjadi pemimpinnya”, jelasnya.
“mudah-mudahan rakyak Kampar semakin cedas dalam memilih dan melakoni hak demokrasinya. kita harus punya keberanian untuk “menghukum” secara politik para politisi dan partai politik yang tidak memiliki keberpihakan kepada tujuan pembangunan “mensejahterakan rakyat”, ujarnya.
Selain itu, alangkah bijaksananya apabila kita selaku anggota masyarakat tidak lagi membiarkan diri kita terjebak kedalam pemikiran ortodok dan fanatisme tentang kesukuan, golongan maupun kelompok-kelompok tertentu. Jangan kita biarkan diri kita memberi andil akan lahirnya kekuasaan yg berlandaskan penindasan dan penzaliman bagi kelompok/suku/golongan yang 'lemah'.
Siapa pun pemimpin yang hendak kita pilih tersebut sudah sepantasnya merupakan seorang pemimpin yang bijaksana, yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk membangun, memperbaiki dan 'mensejahterakan rakyat tanpa harus mendeskritkan dan bahkan menafikan kekayaan ragam budaya yang hidup dan ada di Kabupaten Kampar tercinta ini, jelas Dwi lagi. (netty).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOGERKU