Senin, 21 Maret 2011

Kepemimpinan Kampar dan Hubungannya dengan Ekonomi ke Depan:

Harapan Seorang Anak Negeri
Mutiara Dwi Sari, BSc, MPA1


Kepemimpinan adalah sebuah isu penting dalam sebuah organisasi, terutama bagi sebuah organisasi berskala besar seperti ”pemerintahan”.  Pemimpin adalah subjek yang menjalankan tugas kepemimpinan dan kualitas daripada pemimpin merupakan suatu hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi dalam perananannya   membawa kesuksesan sebuah organisasi pemerintahan yang dipimpinnya.   

          Lee Kuan Yew pemimpin senior dari Singapura ini secara ekstrim pernah menyatakan  2 D,”Do or Die”  bagi sebuah jawaban untuk harga kesuksesan negara yang pernah dipimpinnya. Dalam dunia Islampun, kepemimpinan dan peranan pimpinan sangatlah ditekankan. Pemimpin sangat menentukan baik buruk dari apa yang dipimpinnya. Allah SWT mengutus Nabi dan Rasul sebagai pemimpin untuk pengikutinya menuju jalan yang benar.   Nabi Muhammad SAW merupakan contoh kepemimpinan yang  paling sempurna bagi kita sebagai umatnya. Allah SWT berfirman bahwa dalam diri Muhammad itu terdapat suri tauladan yang baik, termasuklah dalam soal kepemimpinan. Sebagai umat Islam kita tidak perlulah bersusah payah mencari tauladan tentang pemimpin, cukup dan sangat tepat menjadikan  Nabi Muhammad SAW sebagai tauladan.  Maka itu, bersempena Pemilukada Kampar yang tidak lama lagi akan digelar ini, berhati hatilah dalam memilih pemimpin kita kedepan, jangan gadaikan masa depan  Kampar hanya karna sebuah kaus oblong. Lantas bagaimanakah harapan kepimpinan di Kampar tercinta ini? tak perlulah kita membandingkan dengan Lee Kuan Yew  apakah lagi dengan Nabi Muhammad, mungkin seperti sebuah mimpi dan angan angan, akan tetapi menyampaikan  sebuah harapan pun tidak ada salahnya.
            Secara garis besarnya  apapun tugas,  termasuklah tugas seorang pemimpin, prestasi dan pencapaian ataupun kesuksesannya  bergantung kepada 2 hal. Pertama,   ”Will” atau dalam istilah lainnya ”Proper Motive” dan yang kedua ”Capacity” .  Maksudnya, will  saja tidak cukup tanpa didukung oleh capacity, sebaliknya capacity  pun tidak ada gunanya jika tidak ada will (proper motive) bahkan ia bisa menjadi lebih berbahaya. Will  ini bermaksud motif, reason ataupun ”sebab” ingin menjadi pemimpin. Menurut penulis ia juga bisa diartikan sebagai niat yakni niat baik. Manakala capacity pula berarti kemampuannya dan kelayakannya dalam memimpin. Didalamnya termasuklah kemampuan intelektual, mampu bertanggung jawab, berani, bersikap adil, amanah, jujur dan sebagainya.  Capacity disini artinya bukan hanya mereka mempunyai kemampuan   tapi juga tahu untuk menggunakan kemampuat tersebut. Niat pula penting dalam melakukan sesuatu amalan, bahkan dalam Islam pun disebutkan sesungguhnya sebuah amalan itu  bergantung dari  niatnya. Jika dari awal niatnya sudah tidak baik, maka biasanya kesudahannya juga tidak akan baik.
            Dalam hubungannya dengan ini apakah niat mereka untuk menjadi pemimpin, apakah niatnya sudah lurus dan tulus? Sebagai muslim apapun yang kita lakukan niat yang paling baik adalah ikhlas karena Allah SWT. Apakah pemimipin kita sudah mempunyai niat sebegini?. Apakah niat mereka benar untuk membangun negerinya ataupun  niatnya hanya karna uang, menimbun harta memperkaya diri sendiri, mendapatkan kedudukan dan memuaskan ambisinya semata?. Namun timbul pertanyaan bagaimanakah menilai niat dalam hati seseorang tersebut?. Secara sederhananya niat seseorang terwakili atau tergambarkan daripada  sikapnya.         Banyak faktor-faktor yang  yang mempengaruhi niat dan kemampuan ini. Secara garis besarnya terdapat faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti  personaliti dan kepribadiannya atau akhlaknya.  Khusus untuk dinegeri serambi mekkah tercinta ini saya menambahkan latar belakang ”agamanya” dan keimanannya.  Faktor lainnya seperti  kepintarannya atau intelektuaknya, pendidikannya, pengalamannya, kecekapannya, prestasinya selama ini dan lain sebagainya. Faktor eksternal seperti keluarga, lingkungannya, sistem,  politik (partai) juga memberikan pengaruh yang akan membentuk tingkah laku seorang pemimpin tersebut.
            Semua hal tersebut diatas akan mempengaruhi niat dan kemampuannya dalam memimpin. Niat yang baik dan kapasitas yang cukup adalah modal dasar bagi seorang pemimpin.  Maka dalam memberikan tugas kepada seseorang terutama untuk menjadi seorang pemimipin mestilah dipertanyakan  apakah niat dan kemampuan seseorang tersebut sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini penting dilihat mengingat tugas seorang pemimpin bukanlah tugas yang ringan. Kepada para calon pemimpin mungkin perlulah agaknya bercermin diri, sudah layakkah aku menjadi seorang Ulil Amri?
            Ulama besar kita Buya Hamka pula  menekankan nilai keberanian sebagai modal bagi pemimpin.  Pintar saja tidak cukup jika tidak ada keberanian, apa gunanya banyak ide tapi tidak berani mengemukakan ide tersebut.  Keberanian menurut Hamka disini berarti kemerdekaan, ia dibagikan kepada 3 garis besar  Pertama, Kemerdekaan Iradah yakni kemauan untuk menyuruh, menyarankan, menganjurkan dan  menciptakan suasana yang makruf. Kedua, Kemederkaan Pikiran yakni kebebasan untuk menyatakan pikiran, untuk melarang, mencegah, memprotes dan mengoposisi segala bentuk kemungkaran. Ketiga, Kemerdekaan Jiwa yakni jiwa yang merdeka, bebas dari rasa takut, berani membela kebenaran.
            Seterusnya di era  modern ini berbicara tentang pemimpin tidak terlepas dari politik, karna sudah kebiasaanya pemimpin untuk sebuah pemerintahan seperti Bupati diperoleh dari sebuah proses politik.  Seterusnya berbicara tentang politik tidak boleh pula dilepaskan dari ekonomi. Politik dan ekonomi mempunyai hubungan yang sangat erat. Inilah yang oleh Adam Smith disebut political economy yang mana tugas besar seorang politician adalah harus bijak membuka ruang bagi masyarakat supaya mereka memperoleh pendapatan yang cukup bagi mensejahterakan hidup mereka, dan memastikan daerah tersebut memiliki pendapatan yang cukup untuk menyediakan pelayanan publik.  Oleh itu prestasi politik  akan mempengaruhi prestasi  ekonomi begitu juga sebaliknya. Pemimpin yang baik  dan berkualitas akan dapat mengangkat kedudukan ekonomi negerinya dan membawa kesejahteraan bagi rakyatnya.  Hasilnya, apabila ekonomi kuat, rakyat sejahtera, maka pemimpin itu sudah pasti akan didukung oleh rakyatnya , maka  akan terjadi kestabilan politik. Kita telah lihat berapa banyak pemimpin yang jatuh karna gagal mensejahterakan rakyatnya.
            Bupati Kampar dalam sambutannya pada Februari 2011 bersempena perayaan hari jadi Kabupaten Kampar yang ke 61 mengatakan   pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kampar saat ini adalah 7,49 persen dan ini berada diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 5,5 persen. Namun apakah pertumbuhan ekonomi tersebut menggambarkan realitas kesejahteraan rata rata masyarakatnya, atau hanya dipegang oleh segelintir masyarakat saja?. Hal ini pula terjawab daripada pernyataan Bupati Kampar juga mengakui masyarakat miskin dinegeri yang dipimpinnya masih cukup tinggi yaitu pada angka 17.5%. Jumlah ini jika dilihat lebih tinggi  dibandingkan dengan persentase kemiskinan nasional. Manurut data Badan Pusat Statistik, persentase kemiskinan nasional tahun 2010 adalah sekitar 13,33 persen. Angka kemiskinan itu dihitung dengan kriteria garis kemiskinan Rp 200,269 per kapita per bulan. Data yangbercanggah ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Kampar seakan belum diringi dengan keseimbangan ekonomi masyarakatnya. Maknanya pertumbuhan ekonomi tersebut hanya dinikmati segelintir masyarakatnya.  Bahwa benar ada ketimpangan atau ketidaksamarataan ekonomi terutama pada masyarakat pelosok atau pedalaman.   Hal-hal seperti ini perlu diketahui lebih lanjut bagi pemimpin Kampar sebagai dasar bagi menentukan arah dan strategi ekonomi kepimpinanya dan juga menentukan prioritas pembangunan ekonominya.  Diantaranya membangun infrastruktur, seperti jalan, membuka laluan baru di daerah daerah terpencil sehingga memudahkan akses keluar masuk masyarakatnya. Hal ini penting untuk memastikan hasil hasil produksi dan potensi suatu daerah seperti hasil pertanian, peternakan, kerajinan dan lain lain  dapat dipasarkan dengan mudah.  Selain infrastruktur, yang tidak kalah pentingnya ialah membangun sumber daya manusianya.
Menyalahkan dan menuding jari  pada pemimpin semata-mata mungkin tidak lah tepat karna sebab-sebab kemiskinan bermcam macam. Namun secara umumnya dapat dibagi menjadi 2 golongan. Pertama, kemiskinan yang ditimbulkan oleh faktor alamiah, yaitu kondisi lingkungan yang miskin, ilmu pengetahuan yang tidak memadai, adanya bencana alam dan lain-lain. Kedua, kemiskinan yang disebabkan karena faktor non-alamiah, yaitu adanya kesalahan kebijakan ekonomi, korupsi, kondisi politik yang tidak stabil, kesalahan pengelolaan sumber daya alam dan lain-lain. Di Indonesia masalah kemiskinan ini lebih kepada penyebab yang ke dua. Kita semua tahu kalau soal sumber daya alam, jelas bukan itu penyebabnya.   Menurut Didin Hafidhuddin, penyebab kemiskinan di kalangan rakyat Indonesia tidak hanya karena tidak mau bekerja keras tetapi juga akibat dari banyaknya kelemahan manajemen atau salah urus dan ketidakadilan sistem di Indonesia.   Berdasarkan hal itu, penulis menggantungkan harapan kepada pemimpin Kampar ke depan agar negeri ini tidak salah urus.
              Dalam suasana keseronokan dalam menyambut pemilukada di Kabupaten Kampar yang akan  datang menjelang ini  agaknya tepat untuk menyampaikan harapan yang selama ini terpendam. Harapan untuk memiliki pemimpin yang mempunyai cukup Will dan  Capacity. Masih adakah? . Positive thinking dan berprasangka baik adalah jawabannya, penulis yakin ia masih ada! Bagi pihak rakyat (pemilih) pula, sebenarnya sistem Pemilukada yang dilaksanakan secara langsung oleh rakyat ini merupakan momentum tepat untuk memilih mereka yang mempunyai Will dan Capacity tersebut. Jangan gunakan kesempatan ini  hanya untuk mengumpulkan “souvenir” yang tidak perlu, sementara masa depan negeri dipertaruhkan. Oleh itulah bagi penulis,  untuk mendapatkan pemimpin yang mempunyai Will yang baik dan Capacity yang unggul mestilah datang daripada rakyat (pemilih) yang juga memiliki Will yang baik dan Capacity yang unggul pula. Wallahualam....


Penulis adalah warga kampar sedang mengambil Ph.D di Universiti Sains Malaysia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOGERKU