Sabtu, 30 April 2011

Mantan Aktivis Jadi Ketua Gapoktan

BANGKINANG, -- Mantan aktivis muda, Edy Prayitno yang dulunya sering tampil sebagai actor demonstran di Kabupaten Kampar saat ini menjadi Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) di Dusun III Desa Ridan Permai Kecamatan Bangkinang.
Di dalam gubuk separoh dinding bata dan terpal plastic untuk menutupi dinding rumahnya, Edy dengan penuh semangat menekuni kehidupannya sebagai seorang petani dan mengkoordinir warga sekitar tempat tinggalnya untuk mengembangkan usaha pertanian terpadu.

“saya belajar hidup mandiri bersama warga di Ridan ini membangun usaha pertanian terpadu, pekerjaan ini saya tekuni sudah hamper 2 tahun, alahamdulillah sejak saya memberanikan diri terjun ke bidang pertanian ini sudah dapat menikmati hasil”, ujarnya sambil menunjukkan rumah tempat tinggalnya itu.
Edy mengakui memang banyak teman-temannya bertanya, tentang dirinya yang disebut telah keluar jalur dari seorang aktivis menjadi seorang petani, “saya tidak keluar jalur, namun secara pribadi saya punya kehidupan sendiri yang menjadi tugas dan tanggungjawab saya sebagai seorang suami dan ayah dari anak saya, saya memiliki kewajiban menafkahi mereka”, ucapnya ditemui Koran Riau, Ahad (30/4) kemarin.
Awalnya saya tidak memiliki ilmu pertanian sama sekali, namun karena tuntutan kehidupan memaksa saya untuk belajar dan belajar mendalami ilmu pertanian sekaligus praktek langsung dengan membentuk kelompok tani di Dusun III Desa Ridan Permai, ujarnya.
Beralaskan karpet plastic dilantai tanah rumahnya Edy hidup bersama seorang istri dan seorang anak, Edy  seorang Pelatih Pencak Silat ini terlihat begitu sabar menerima keadaan hidupnya yang jauh berbeda dari teman-teman seperjuangannya yang kebanyakan dari mereka telah menjadi kontraktor di Kampar.
Edy mengisahkan kenangannya ketika sibuk berdemonstrasi di Kampar, “kita berkoar-koar menyuarakan aspirasi masyarakat dengan begitu semangat, orang akan menilai bahwa diri kita dapat tampil di muka orang banyak dengan segala kemampuan dan kekuatan, namun ketika tidak sedang berdemonstrasi saya punya sebuah kehidupan yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, kuliah berantakan, pulang kerumah ada anak istri yang harus dinafkahi”, kenangnya.
Oleh karena rasa tanggungjawab dan kewajiban hidup itulah, maka saya mengakhiri aktivitas saya seperti itu, dan berfikir untuk masa depan saya, maka salah satu jalannya saya mencoba hidup dengan bertani, ujarnya.
Meskipun menjadi pelatih pencak silat menurut Edy tidak menjamin sebuah kehidupan yang lebih baik untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, “dengan usaha tani terpadu yang saya bentuk bersama warga di sini, melepaskan kita dari ketergantungan dengan orang lain dan menciptakan peluang kerja sebagai sumber mata pencarian tetap”, jelasnya.
Saat ini lanjut Edy masyarakat di Desa Ridan Permai ini sudah dimulai usaha kelompok tani ternak sapi, ternak lele system terpal, membuka kebun sayur yang pola pemasaran khusus untuk lele didrop langsung satu penanggungjawab pasar untuk mengisi permintaan masyarakat di Pekanbaru.
Pola pertanian terpadu yang mengikuti program bantuan pemerintah ini masih sangat membutuhkan kerja keras KOPTAN untuk pengembangan kea rah usaha bisnis, “sejauh ini baru tahap cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup petani, menjelang menjadi desa sebagai kawasan pertanian terpadu yang benar-benar dapat menjadi andalan di Kabupaten Kampar seperti halnya di Kecamatan 13 Koto Kampar yang dikenal sebagai penghasil ikan patin”, katanya (netty).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOGERKU