Minggu, 27 Maret 2011

Zulher Tolak Dialog Dengan Pedagang, Massa Ancam Demo Lagi

BANGKINANG,--  Sekdakab Kampar Drs H Zulher MS yang memimpin acara doa dan makan bersama Jumat (25/3) kemarin menolak berdialog dengan pedagang pasar yang ingin menyampaikan penolakan terhadap investor yang membangun Plaza Bangkinang, agar dibangun oleh dana APBD Kampar saja.
Ketika ditanya kepada Ketua Assosiasi Pedagang Pasar Inpres Bangkinang (APPI) Syukri Ali, ahad (27/3) kemarin yang ditemui di kediamannya mengatakan, Sekda Kampar menolak alasannya, karena waktu itu sedang makan dan juga hari Jumat itu adalah waktu yang singkat, “nantilah kita cari waktu” kata Syukri Ali mengutip jawaban Sekda Kampar itu.

Pasca Demontrasi Pedagang Pasar, Syukri mengatakan “tidak ada rapat atau dialog lagi, kitakan sudah sampaikan  semua aspirasi pedagang pasar ke Pemda Kampar, namun asosiasi  akan tetap menampung  aspirasi pedagang pasar”, ujarnya seraya menyampaikan bahwa besok hari Senin (28/3) akan ada Hearing di DPRD Kampar maka pedagang dapat menyampaikan dalam hearing itu nanti.
Menurut penjelasan Syukri Plaza Bangkinang ini memang harus dibangun dengan Investor sebab kalau dengan dana APBD Kampar menurut Permendagri bahwa dana yang dapat dialokasikan untuk pembangunan sebuah proyek multiyears hanya boleh 3% (tiga persen) dari dana APBD, jelasnya.
Selain itu lanjut Syukri Kepala Daerah hanya boleh melaksanakan proyek Multiyers  selama masa jabatannya harus selesai dan tidak di bolehkan di mulai pada akhir masa jabatannya.
Meski Sekdakab Kampar cuek bebek karena menolak berdialog dengan pedagang Pasar Inpres Bangkinang pada saat aksi unjuk rasa pedagang Jumat (25/3) lalu itu, namun sejumlah pedagang yang ditemui di tempat mereka berjualan tetap tidak surut nyali mereka untuk tetap menentang pembangunan pasar itu dilakukan oleh investor.
Diantaranya Upik Maco yang sehariannya berdagang  ikan teri di pasar inpres Bangkinang di temui Berita Terkini menyampaikan, “kami tetap menolak peremajaan Pasar Inpres Bangkinag di bangun dengan dana develover kami tetap berjuang mempertahankan agar peremajaan Pasar Inpres Bangkinag di bangun dengan dana APBD Kampar, kami tidak sanggup membayar harga yang telah di tetapkan develover itu, harga sangat mahal sekali, sekarang uang sedang sulit jual beli sangat kurang itulah sebabnya kami demo waktu acara syukuran   kemaren”, ucapnya.
Begitu juga Imur pedagang buah dan Yuslida pedagang sayur  menyampaikan hal  sama seperti. Keduanya tetap sependapat agar pembangunan pasar itu tidak dilakukan oleh investor tetapi dengan dana APBD Kampar, “kemana kami mau jualan lagi, kami tidak sanggup membayar  harga kios yang semahal itu, apakah ini sebuah akhir mimpi buruk saya, nasib saya yang tertindas oleh penguasa yang zolim”, ucap mereka dengan suara terbata-bata dengan mata berkaca-kaca menahan air matanya itu
Disisi lain, EDY pedagang buah yang juga pengurus pedagang kaki lima menyampaikan kebimbangannya terhadap nasib pedagang kaki lima, “saya selaku pengurus akan tetap memperjuangkan nasib anggota saya, sampai sekarang belum jelas dimana anggota saya akan berjualan, saya sudah tanya pada Dinas Pasar dan panitia jawabnya nantilah tempatnya ada”, keluhnya.
Menurut Edy, dengan tidak adanya kepastian dari pemdakab dan panitia pasar terhadap nasib pedagang kaki lima ini, berarti tempat berdagang pedagang kaki lima tidak jelas tempatnya, kalau membeli los atau kios mereka tak akan mampu, uang yang di putarkan untuk berjualan hanya modal lima puluh ribu yang di putarkan setiap hari, saya akan tetap-berjuang sampai kemana pun, ungkap Edy.
Ismail yang belakangan ini sangat getol berjuang mempertahankan agar plaza Bangkinang tidak dibangun memakai dana Develover bangunlah dengan dana APBD Kampar apapun alasannya, katanya.
Demo hari Jumat kemarin itu merupakan tahap awal dari sebuah pergerakan memperjuangkan nasib dari pedagang pasar, demo kemaren kami hanya sekitar empat ratus orang, kalau Pemda Kampar memaksakan juga kehendaknya kami akan turunkan masa yang lebih banyak lagi, “jangan coba coba bangun TPS kalau persoalan ini belum jelas ujung pangkalnya” ungkap Ismail dengan nada sedikit marah.
Kepala Dinas pasar Alinafiah ketika di konfirmasi oleh Berita Terkini Minggu tanggal 27 maret 2011 melalui HP selulernya beberapa kali, tidak mendapatkan jawaban meskipun nada aktifnya tersambung.
Fakta yang ada, memunculkan keraguan dan berbagai pertanyaan masyarakat Kampar, sebab pembangunan pasar Air Tiris yang merupakan kampung halaman Bupati Kampar dan Sekdakab Kampar saja sampai hari ini  tidak kunjung tuntas pembangunanya, lalu bagaimana akan melaksanakan pembangunan Pasar Bangkinang di tengah ibu kota Kabupaten Kampar ini dalam waktu yang hanya tinggal menghitung hari lagi, sebab sekitar bulan Mei 2011 ini Burhanuddin Husin sudah berakhir masa jabatannya begitupun dengan Sekdakab Kampar Drs H Zulher yang sudah ditetapkan DPD Partai Golkar Kampar berpasangan dengan Burhanuddin Husin untuk maju dalam pilkada Kampar tahun 2011 ini.
Dalam menanggapi fakta itu, Khairul Azmi selaku Ketua FKMKI mengatakan, “bersikerasnya Bupati dan Sekdakab Kampar itu pada akhir masa jabatannya ini menimbulkan banyak Tanya bagi semua pihak, mungkin saja sudah mendapatkan fee (keuntungan) sebab untuk maju dalam pilkada Kampar ini membutuhkan dana yang sangat banyak, kalau pembangunan tidak jadi dibangun maka investor akan lari”, jelasnya.
Ini sebuah trik politik sebab berkaiatan dengan imeg yang selama ini bahwa di Kampar investor sulit untuk masuk, maka dengan suasana politik yang tengah hangat saat ini lanjut Azmi dapat dimanfaatkan keduanya menjual issue untuk menggolkan kepentingan mereka jika dalam suasana politik ini pembangunan Plaza Bangkinang tersebut dapat dilaksanakan di akhir masa jabatan mereka.
 “hari ini adalah bentuk kekesalan pedagang ke penguasa dan itu sedikit hati yang luka ditunjukkan, kami dari mahasiswa turut perhatian dan mendukung perjuangan pedagang, kami menuntut DPRD Kampar untuk menindak lanjuti persoalan ini, mahasiswa akan bergerak dan beraaksi”, tegas Azmi yang akrab dipanggil Migos ini.
 “kami meminta MoU Lembaga DPRD dan pemdakab Kampae membangun pasar Inpres dengan investor, pembangunan pasar dengan APBD dibahas di DPRD Kampar”, ujarnya.
Irul Gapuak menyebutkan, “omong kosong Kadis Pasar itu, siapa saja pedagang pasar yang sudah menyatakan setuju yang dimaksudkan itu, formulir itu Cuma untuk membodoh-bodohi pedagang saja, kami tidak ada mendukung pembangunan pasar dengan investor”, katanya menanggapi komentar H Alinafiah (Kadis Pasar Kampar) beberap hari lalu di media ini tentang formulir pendaftaran pemilik kios yang dibubuhi materai seperti Surat Pernyataan itu.(***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOGERKU