Rabu, 16 Maret 2011

Kairul Anwar : “Sebelum Ada KesepakatanJangan Coba-Coba Bangun TPS”

BANGKINANG-Penolakan terhadap rencana Pemerintah Kabupaten Kampar untuk membangun pasar modern Bangkinang, terus saja dilakukan oleh pedagang pasar Bangkinang. Para pedagang tidak akan menerima pembangunan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Pasar Bangkinang sebelum adanya kesepakatan antara pihak investor dan pihak Pemkab Kampar dan para pedagang. Ada apa Pemkab Kampar dalam hal ini Bupati Kampar H Burhanuddin Husin dan Zulher selaku Sekdakab Kampar untuk terus saja memaksakan kehendak secara tendensius terhadap pembangunan pasar modern Bangkinang ditahun ini.
Pernyataan ini ditegaskan oleh Khairul Anwar salah seorang pedagang pasar yang sehari-hari berjualan ayam  kepada wartawan di Bangkinang, Selasa (15/03/2011) malam kemarin. Pria yang biasa disapa Irul Gapuk ini menegaskan, bahwa para pedagang pasar tidak akan terima, jika dalam waktu dekat ini dibangun TPS untuk menampung para pedagang sebelum dilakukan pembangunang pasar. Menanggapi berita adanya Pemkab Kampar untuk membuat TPS di pasar ini sebelum ada kesepakatan bersama antara semua pihak yaitu Pemkab Kampar, Investor dan para pedagang pasar.
" Jika ini terus dipaksakan dibangun TPS, saya tidak berani menjamin apa yang akan terjadi nantinya, jangan coba-coba Burhanuddin Husin dan Zulher membangun TPS untuk penampungan para pedagang. Ada apa ini....... kok mereka berdua terus saja memaksakan kehendak untuk membangun pasar modern Bangkinang.
Sementara itu kesepakatan saja belum, ada kok beraninya Fahri bicara. Akan membangun TPS di Pasar Bangkinang. Kalau saya pribadi mungkin mampu untuk membeli kios yang ditawarkan. Tapi, untuk pedagang yang lainnya belum tentu  mereka mampu, apakah saya hanya memikirkan diri sendiri, tanpa memikirkan pedagang yang tidak mampu untuk membeli kios tersebut. Dari harga saja sudah jelas, para pedagang tidak sanggup, masak beli godok ada  tawar menawar untuk kios tidak ada, inikan sama saja memaksakan kehendak. Lihat para amak-amak yang hanya berdagang sayur-sayuran, kelapa dan lainnya. Pastinya mereka terusir secara tidak langsung. Pedagang pasar yang mampu pasti bisa membeli, tapi bagi para pedagang yang kecil ini, apakah mereka mampun untuk membeli kios tersebut dengan harga Rp 11.500.000 permeternya," tegas pria yang akrab disapa Irul Gapuk.
Ditegaskan Irul, dirinya ikut dalam pertemuan yang digelar oleh Pemkab Kampar pada hari Selasa (15/03/2011) siang hingga sore harinya di Kantor Bupati Kampar. Dalam pertemuan tersebut, pak Zulher menjelaskan kepada para pedagang yang hadir tentang harga dan keuntungan yang apabila pasar modern Bangkinang dibangun.
" Kalau saya hanya memikirkan diri pribadi, tidak ada masalah. Yang saya pikirkan para pedagang  ang hanya punya modal kecil, untuk penghasilan dari berjualan saja belum tentu mampu untuk membayar harga kios tersebut belum lagi biaya anak mereka yang sekolah. Apakah ini bisa saya biarkan begitu saja, sesama pedagang saya  paham bagaimaana susahnya mencari uang saat ini. Saya tidak dapat bayangkan nantinya, jika pasar modern  Bangkinang dipaksakan untuk dibangun dengan melalui pihak Investor. Sekali lagi saya tegaskan kepada  Burhanuddin Husin dan Zulher jangan coba-coba dibangun pasar tersebut tanpa ada kesepakatan diantara Pemkab Kampar, Investor, para pedagang pasar. Saya akan terus berjuang demi kepentingan para pedagang semuanya, apapun yang terjadi saya siap, apalagi jika sampai darah penghabisan saya akan perjuangkan. Masak tempat mata pencaharian saya diganggu oleh orang lain, saya hanya diam saja, nyawa sekalipun saya akan  pertaruhkan. Itulah istilahnya, saya ini hanya bisa mencari dengan mengunakan 10 jari. Tapi kalau Bapak-bapak yang terus memaksakan kehendak untuk membangun pasar ini, ya siap-siap sajalah apa yang akan terjadi. Apakah tragedi Kampar yang dahulunya akan terulang lagi kembali, saya tidak berani jamin," kecam Khairul.
Dikatakan Khairul, Pemkab Kampar terkesan sangat memaksakan kehendak saja, tanpa mempertimbangkan apa yang akan terjadi dibelakang hari. Itu tandanya, Pemkab tidak ada memikirkan masyarakatnya, padahal dia Bupati dipilih oleh masyarakat. Lihat saja pasar Air Tiris Kecamatan Kampar yang dipaksakan pembangunannya apa jadinya. Jangankan untuk membangun pasar Bangkinang. Pasar Air Tiris Saja tidak beres.
Hal senada dengan itu juga disampaikan oleh Ismail pedagang ikan selai pasar Bangkinang. Memang kalau ini dipaksakan oleh Pemkab Kampar untuk membangun melalui pihak investor. Para pedagang sangat keberatan sekali menerimanya. Percuma saja dilakukan sosialiasi kepada para pedagang kalau toh nantinya pedagang tetap tidak terima.
" Saya juga mengesalkan sikap Pemkab Kampar kenapa harus dipaksakan terus realiasi pembangunan pasar tersebut. Cobalah kalau memang ini dibangun pergunakan dana APBD Kampar yang katanya mencapai 1,7 T. Lihat Rohul anak kita kok bisa membangun pasar mengunakan dana APBD, padahal APBD Rohul sangat kecil dibandingkan dengan Kampar. Kampar mencapai 1,7 T, tapi tidak bisa ada apa ini. Dan lebih saya kesalkan lagi dan menjadi tanda tanya besar  tentang Pengurus Asosiasi Pedagang Pasar yang tidak ada suara lagi sampai saat ini, kemarin mereka sangat menentang
pembangunan pasar. Saya ajak mereka untuk ikut pertemuan, ada-ada saja alasan mereka untuk tidak ikut dalam pertemuan tersebut. Mereka malah menghindar ketika saya ajak pergi ikut ke dalam pertemuan tersebut," ungkap Ismail. (***).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOGERKU