Senin, 07 Maret 2011

Bunyana Bantah Banyak Masuk Partai


BANGKINANG, -- Bunyana mantan pengurus Partai Golkar Kampar yang baru-baru ini menyatakan mundur dari kepengurusn Partai Dolkar Kampar, Ahad (6/3) kemarin membantah kalau dirinya disebut banyak masuk partai politik.
“Saya tidak pernah masuk partai politik manapun, silahkan Tanya kepada parpol yang ada di Kampar dan Riau ini”, terangnya kepada Koran Riau, seiring adanya kesalahan penulisan sumber pemberitaan yang diucapkan Zulhendri  Jumat pekan lalu yang sebenarnya yang mengatakan demikian adalah Nurmailis Syaiful.
Menurut Bunyana ini adalah komentar orang-orang titipan yang intinya untuk melemahkan perjuangan ini, silahkan Ketua Golkar berkomentar sendiri, jangan menitipkan komentar melalui kader-kader lain yang tujuannya Cuma untuk mendapatkan proyek atau mencapai kepentingan tertentu saja.
Kalau memang untuk kemajuan partai Golkar, yang diangkat Burhanuddin menjadi pengurus Parpol Golkar bukanlah dari kader Golkar murni, kebanyakan orang yang tidak jelas komitmennya untuk partai Golkar, tegasnya.
Kepada Koran Riau, Zulhendri mengatakan, “Saya tidak pernah mengatakan, Bunyana dan Abu Nazar keluar masuk partai ataupun banyak partai yang mereka masuki, itu bukan komentar saya”, jelasnya. Berdasarkan hasil wawancara Koran Riau, yang mengatakan demikian memang bukanlah Zulhendri melainkan Nurmailis Syaiful
Berita sebelumnya disampaikan Sekretaris Bapilu Dapil I DPD Golkar Kampar, Zulhendri, “mundurnya dua kader Golkar itu, itu hak pribadi mereka, namun Zulhendri membantah kalau Burhanuddin Husin disebut telah tendensius dalam mengambil keputusan sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kampar, “dalam rapat pleno Burhanuddin Husin selalu terbuka terhadap aspirasi Kader, namun dari kader Golkar yang hadir dalam rapat tidak ada yang mau bertanya atau berpendapat, gaya dan karakter kepemimpinan Burhanuddin Husin ya seperti itu, tidak bisa menyamakan semua orang dalam memimpin, tergantung cara kita memandangnya apakah merasa diinterfensi atau tidak”jelasnya.
Tidak benar ada interfensi, pendapat kader didengarkan oleh Burhanuddin Husin kok, salah satu contohnya, Ahmad Fikri yang meminta agar Burhanuddin menemui HM Amin HS menjadi Dewan Penasehat Golkar, Burhanuddin Husin mau menemuinya, itu satu bukti bahwa Burhanuddin Husin tidak interfensi, Cuma saya menyayangkan ketika saya menyampaikan agar semua bisa berpendapat, jangan lain di dalam rapat berbeda pendapat diluar forum Golkar, jelasnya.
Terkait Komentar Zulfan Heri itu, Zulhendri mengatakan Pendapat orang itu merupakan sebuah masukan, “kita pandang dari sisi positif, saya tidak bisa mengomentari mengapa Zulfan Heri berkomentar seperti itu”, jelasnya.
“Layak tidak layak Burhanuddin itu, tidak bisa dinilai secara individu, partai yang menilai, kriterianya seperti apa, partai kan ada survey, aspirasi hari ini dari seluruh Pimpinan Kecamatan, Burhanuddin Husin sebagai kandidat dari Golkar, rapatnya seperti itu dan itu tidak dikondisikan”, katanya.
Zulhendri mempertanyakan hasil survey apa yang disampaikan Zulfan Heri itu, hasil survey itu harus, “Zulfan itu punya survey sendiri, partai punya survey tersendiri, ia kan orang Golkar, mengapa ia seperti orang oposisi, ada apa?”, jelasnya.
Nurmailis Syaiful mantan pengurus Golkar Kampar, menambahkan, “Zulfan Heri mengeluarkan statement harus punya tolak ukur, itu statement sepihak saja, mestinya memberikan penilaian itu harus ada tolak ukurnya, survey itu harus berimbang, siapa saja yang ada di survey tersebut, angka 30% siapa bandingnya dari mana, kalau untuk Kampar masih solid mendukung burhanuddin, Komentar Zulfan Heri itu nyeleneh jelas Syaiful. (netty)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOGERKU